Minggu, 25 Mei 2014

#MovieCorner #9: X-Men Days of Future Past

Warning, spoiler alert!

Longing Wolverine, anyone?

Then, I suggest you to go to theater and see him with his X-Mates fight in Marvel’s X-Men: Days of Future Past.


Setelah Captain America dan The Amazing Spider-Man 2, di akhir bulan ini Marvel juga merilis mutan-mutan andalannya untuk bertarung dalam sekuel film superhero terkenal X-Men. Mengangkat sub-judul Days of Future Past, kali ini para mutan X-Men harus bertarung melawan tentara penghancur mutan rancangan Dr. Bolivar Trask (Peter Dinklage) yang disebut dengan sentinel. Sentinel sendiri adalah tentara mesin yang dirancang khusus menggunakan DNA Mystique (Jennifer Lawrance) dan memiliki kekuatan yang memungkinkan mereka untuk membunuh mutan dengan menyesuaikan kekuatan para mutan tersebut. Menghadapi sentinel adalah tindakan bunuh diri, persis digambarkan dalam opening scene dimana para mutan X-Men; Warpath (Booboo Stewart), Colossus (Daniel Cudmore), Sunspot (Adan Canto), Blink (Bingbing Fan), Bishop (Omar Sy), Kitty Pryde (Ellen Page), dan Iceman (Shawn Ashmore) berusaha melawan dan lari dari kejaran sentinel dengan mengerahkan seluruh rencana dan kekuatan mereka untuk bertahan.

The only way they can survived is they have to alter the past to save the future, and Logan a.k.a. Wolverine (Hugh Jackman) is the one who have a capability to do it because of his brain which can heal itself as quick as it injured. Wolverine akhirnya pergi ke masa lalu atas perintah Prof. Xavier (Patrick Stewart) dan Magneto (Ian McKellen) yang akhirnya bekerja sama, ke tahun 1973, untuk mencegah Mystique yang berencana membunuh Trask dan membuat program sentinel disetujui oleh pihak pemerintah AS. Tidak hanya itu, untuk mencegah Mystique, Wolverine harus mempengaruhi dan mengajak kerja sama antara Xavier muda (James McAvoy) dan Magneto muda (Michael Fassbender), yang saat itu masih masih menjadi orang yang idealis dan keras kepala satu sama lain. Para mutan lain, juga Storm (Halle Berry), bertugas untuk melindungi dan memberikan waktu selama mungkin yang diperlukan oleh Wolverine untuk mengubah sejarah.


Jika melihat rating di IMDb.com yang mencapai 8.7, gue rasa memang nggak overrated deh. Pasalnya, sang sutradara Bryan Singer memang membumbui film ini dengan rasa yang tepat. Di mata gue, X-Men ini akan sama penilaiannya dengan Christopher Nolan’s The Dark Knight Rises; ceritanya dapet, action-nya dapet, di dukung dengan sejumlah aktor dan aktris yang ‘wah’. Dari awal film, kita udah disuguhi dengan tense aksi yang tinggi dari pertarungan antara mutan X-Men dengan para sentinel, kemudian cerita mulai bergulir rapi dimana Wolverine harus melaksanakan tugasnya di tahun 1973. Twist demi twist dimunculkan satu persatu related dengan pemahaman kita dengan cerita-cerita X-Men sebelumnya. Selain itu aktor dan aktris yang mendukung film ini juga bermain apik dalam menjalankan role-nya di film tersebut. Tak hanya pendalaman peran dan karakter, namun hubungan-hubungan antar karakter juga. If I can say, they’re such trully mutants!


However, ada satu hal yang gue sayangkan; penyelesaian masalah dalam tiap twist terlihat gampang. Contohnya saat Wolverine membujuk Xavier muda untuk mempercayainya, dengan gampangnya Xavier percaya akan apa yang dikatakan Wolverine, mengingat kondisi saat itu adalah Xavier sedang dalam kondisi down dan powerless. I expected that Singer could do more to make it complicated, lol. But at least, it is much much better than The Wolverine (2013).

RATE: 9/10

P.S.: The extra scene is only about ten seconds, and it’s okay to miss it this time. -_-


X-Men: Days of Future Past
Action – Adventure - Fantasy
131 minutes

Director              : Bryan Singer
Production Co  : Twentieth Century Fox Film Corporation and Marvel Entertainment
Released              : 21st May 2014 (Indonesia)



Picture source:
(all retrieved on 25th May, 2014)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar