Jumat, 26 September 2014

#MovieCorner #20: The Maze Runner

Warning! Spoiler alert!

Are you ready to run?

Ajakan lari di atas bukan mau ngajak marathon, lho. Apalagi ngajak color running yang sekarang lagi ‘in’ banget, melainkan ngajak lu buat ke bioksop untuk ‘berlari’ bareng Dylan O’Brien di film terbarunya, The Maze Runner.


Film yang diangkat dari sebuah novel distopia berjudul sama karya James Dashner yang diterbitkan tahun 2009 itu dimulai dengan seorang remaja lelaki berusia 16 tahun yang terbangun di dalam sebuah elevator tanpa ingat apapun kecuali namanya sendiri, Thomas (Dylan O’Brien). Ia dikirim ke sebuah wilayah bernama ‘The Glade’ yang berisi sekumpulan anak lelaki sebayanya yang telah tiga tahun menjalani kehidupan disana. Mereka juga memiliki tugas masing-masing dan peraturan yang harus mereka patuhi, layaknya kehidupan di masyarakat biasa. Glade dikelilingi oleh labirin yang disebut ‘The Maze’, dan sudah tiga tahun pula mereka mencoba mencari jalan keluar dari sana namun selalu gagal. Thomas memulai berinteraksi dengan masyarakat Glade, dimulai dari ketua di Glade, Alby (Aml Ameen), kemudian tangan kanan Alby, Newt (Thomas Brodie-Sangster), lalu Chuck (Blake Cooper), Gally (Will Poulter), Minho (Ki Hong Lee), dan yang lain sebagainya. Kemudian tak beberapa lama setelah kedatangannya, hal-hal ganjil mulai berdatangan, seperti datangnya seorang gadis bernama Teresa (Kaya Scodelario) dalam komunitas mereka, dengan sebuah catatan aneh di tangannya, dan dunia mereka disana mulai berubah. Mereka harus dihadapkan dengan keputusan-keputusan sulit yang banyak mengorbankan segalanya disana.


Film arahan sutradara Wes Ball ini merupakan film pembuka musim gugur yang patut medapat acungan jempol. Pasalnya, novel dari film berjenre borongan aksi, fiksi ilmiah, dan misteri ini menuai respon positif dari kritikus. Tak heran para pembacanya sangat menanti film ini untuk memuaskan ekspektasi mereka terhadap bentuk visual dari novel karya Dashner tersebut. Ball, dinilai cukup sukses untuk menggubah karya Dashner tersebut ke layar lebar. Hal tersebut dilihat dari animo penonton yang terus membludak untuk melihat aksi Dylan dan teman-temannya di Glade. Tak hanya itu, film tersebut juga dinilai cukup memukau dan sangat menghibur.


Di mulai cerita yang berusaha dihidupkan Ball ke dalam audio visual, I think it is such a pretty good way of Ball. Sang sutradara berusaha konsisten untuk menjaga ‘rasa’ dari dark tone-nya, dari awal hingga akhir film. Film bertensi cepat dengan story twist yang tak habis-habis, namun tak membuat penontonnya bosan. Ball juga tak menghabiskan awal filmnya dengan very usual introduction seperti film-film lain, melainkan langsung menyajikan ‘main course’. Those kind of story made me stuck in the chair for a whole film, karena sayang banget untuk dilewatkan.

Kemudian, visual effect and the cinematography, say thanks to Enrique Chediak selaku DOP, and Dan Shimmerman (film editing). They did a great job, terutama dalam tensi aksi yang cepat namun gelap yang ‘balance’. Untuk visual effect sendiri gue hampir nggak menemukan kecacatan, sampai di akhir film, ketika diperlihatkan situasi kota yang berantakan setelah remaja-remaja Glade yang tersisa diselamatkan oleh helikopter menuju kota. I think it’s such an unfortunate mess. Kota yang diperlihatkan masih terlihat bohongan. But it is not a big deal anyway, yang jelas untuk urusan aksi sebelumnya, four thumbs up!


Untuk hal karakterisasi, kenapa nggak Thomas Brodie-Sangster aja sih yang jadi karakter fiksi Thomas, hehe *TeamNewt* *nggak terima kalo Newt mesti mati di film ketiganya ntar* *sorry spoiler abis*. But they did such good act. And I found a goof there, saat adegan Chuck mati menjelang akhir film, dia terlihat masih terlihat ‘kuat’ mencengkram tangan Thomas, padahal dia kan udah mati, harusnya tangannya terkulai lemas dong. It’s pretty obvious.


But overall, the film was bloody amusing! Tercatat The Maze Runner sudah mengantongi $102,218,901 di perilisan awalnya, dengan modal yang mereka keluarkan sebesar $34 juta. Selain itu juga para user di IMDb.com memberikan film ini 7.6, sementara dari Rotten Tomatoes sendiri sebesar 63% dari 100 review para kritikus. Ball juga telah mengumumkan bahwa sekuelnya yang kedua, The Schorch Trials, akan rilis 18 September 2015 mendatang. I just can’t wait!!!



Rate: 9/10

The Maze Runner
Action – Adventure – Sci-Fi - Thriller
113 minutes

Director              : Wes Ball
Production Co  : 20th Century Fox
Released              : 19th September 2014 (Indonesia)


Information and picture sources:


Kamis, 25 September 2014

#FoodSpot #25: Imah Kopi Bandung

Evening, Bandung!

It has been very very long time! Udah kerasa lama banget nggak nulis karena sekarang harus berbagi kesibukan dengan ‘tugas’ nulis juga untuk sebuah majalah film karena gue memang sedang magang disana.

Okay, langsung ke main topic deh ya. I wanna give you a review for one food spot in Bandung. Bandungnya nggak di tengah kota sih, agak ‘tinggi’ sedikit, di daerah Lembang. Ya itung-itung untuk yang bosen nongkrong di tengah hingar-bingar kota Bandung, nggak ada salahnya untuk main-main ke daerah atas, karena cocok juga untuk ngademin otak (dan hati, hehe).


Well, the spot’s name is Imah Kopi. Imah dalam bahasa Sunda itu artinya rumah, berarti arti keseluruhannya Rumah Kopi, dan karena nama itu udah ada yang pake untuk salah satu food spot di daerah Dago, jadi nama Imah Kopi dipakai deh untuk menamai tempat ini (info ini gue karang sendiri, jangan percaya, hehe).

Mudah mencari Imah Kopi karena letaknya yang memang strategis, nggak jauh masuk ke pedalaman seperti Dulang Reshort and Resto, tapi terletak persis di pusat Lembang. Jika datang dari arah kota Bandung, Imah Kopi dapat ditemukan dengan mengambil rute ke arah Maribaya, sekitar 50 meter di sebelah kiri.

Saat gue kesana, tempatnya sepi banget. Hanya ada pegawai dan nggak ada pengunjung lain. Heran juga, padahal malem Minggu dan tempatnya lumayan cozy untuk sekedar ngobrol sambil santap malam. Barulah setelah beberapa saat kami disana, datang beberapa pengunjung lain untuk juga turut menghabiskan malam Minggu disana.



Interiornya lumayan bagus sih, dengan ornamen utama kayu-kayuan and mostly di set dengan gaya family dine. Satu hal yang gue sayangkan sih, kurang sofa. Jadi sofa hanya ada di area depan, sedangkan area belakang full diisi meja dengan kursi kayu, yang memang elegan, tapi terkesan kurang ‘santai’.





Bagitu duduk, menu langsung disuguhkan oleh waiter-nya. Since I’ve read the speciality there is croissant, penasaran juga dengan menunya yang satu itu. We chose Tuna and Cheese Croissant Sandwich, dengan pisang karamel yang gue lupa namanya hehe. The air was pretty cold, so we decided to choose Belgian Hot Choco featuring Hazelnut Hot Choco to warm us.




After about 20 minutes, the drinks and foods came. The croissant, was pretty good in presentation. Sesuai dengan namanya, Tuna and Cheese Croissant Sandwich ini nggak jauh beda dengan sandwich isi tuna pada umumnya. Hanya saja sandwich ini tidak memakai roti tawar biasa, melainkan croissant. Isiannya sendiri terdiri dari yang pasti tuna, keju, selada dan tomat, disajikan dengan French fries. Rasanya enak, namun karena dingin jadi agak kurang ‘greget’. I suggest minimal croissant dan tunanya di toast dulu lah jadi bisa disajikan hangat dan pas dengan dinginnya udara Lembang. Padahal tekstur si croissant-nya sendiri udah lembut, kebayang kalo hangat pasti akan terasa renyah di luar, kayak roti di Zupa-zupa.



The second menu, the pisang karamel one, gue suka banget! Basically, pisangnya dipanggang dengan saus karamel, dan pas sampe di lidah tuh berasa lumer di mulut gitu. Apalagi ditambah dengan keju dan vanilla ice cream. Enak! Namun lagi-lagi karena udara yang dingin, karamelnya jadi cepat mengeras dan lengket banget ke piringnya, jadi agak susah diangkat meski pake garpu.



For the drinks, we chose double chocos, Belgian and hazelnut. Rasanya nggak jauh beda, hanya saja yang Belgian sedikit lebih pait (karena pure chocolate) meskipun dilengkapi dengan brown sugar, sedangkan yang hazelnut cenderung lebih manis. Menurut gue sih enak-enak aja dua-duanya, beverages yang cocok di sandingkan dengan the foods yang sudah di pesan.





Overall, Imah Kopi cocok juga sih untuk mereka yang pengen nongkrong dan menghabiskan banyak waktu untuk santai, di dukung dengan makanan dan suasana yang cukup oke. Have a try. J




I rate 8/10 for Imah Kopi.

Check this out to see the information about this spot:

Facebook       : Imah Kopi
Instagram       : @imahkopi
Location         : Jalan Maribaya No. 3, Kab. Bandung Barat
Phone             : (022) 2789108

Selasa, 23 September 2014

D I E N G . . .



 





"Earth and sky, woods and fields, lakes and rivers, the mountain and the sea, are excellent schoolmasters, and teach some of us more than we can ever learn from books."
- John Lubbock

Dieng, We're In Love

(Ka Ardy, Ka Bayo, Dadan, me, Bang Luki, Teh Uli, Teh Ciwo)

Taken at Dieng Culture Festival, 30-31 August 2014








"Just living is not enough. One must have sunshine, freedom, and a little flower."

- Hans Christian Andersen

"A journey is a person in itself; no two are alike. And all plans, safeguard, policing, and coercion are fruitless. We find that after years of struggle that we do not take a trip; a trip takes us."
- John Steinbeck

Senin, 08 September 2014

Little Piece of Heaven

Happy belated birthday, Sen, we love you! :*
















Taken at Dulang, 24th August, 2014

(Left to right: Senya, Dina, Putri, me, Citra)

"Hanging around with you is like finding my paradise. One of my treasure in this world."
- A

Selasa, 02 September 2014

Bersenang-senanglah...


 Taken at Hummingbird, 23rd of August 2014

 


"We are girls, women, best friends, and even sisters."
- A