Jumat, 28 Maret 2014

#MovieCorner #6: Divergent

Warning! Spoiler alert!

Well, Divergent. Who have seen it?



Kalo liat-liat rate di IMDb.com, Divergent sedang jadi primadona nih dengan menduduki puncak box office Amerika. Film ber-genre science fiction action ini sebenarnya adalah adaptasi dari novel distopia remaja yang juga menjadi best-seller berjudul sama karya novelis Amerika, Veronica Roth, dan diterbitkan tahun 2011. Tahun 2012, Neil Burger yang ditunjuk menjadi sutradara oleh Summit Entertainment langsung menggarap proyek pengerjaan filmnya. Tanggal 21 Maret 2014 kemarin adalah tanggal resmi rilis Divergent serempak di seluruh dunia.



Divergent sendiri menceritakan tentang dunia masa depan yang memiliki sistem dengan membagi masyarakatnya menjadi lima golongan atau faksi, guna menjaga perdamaian di dunia. Kelima faksi itu bernama Dauntless (para pemberani), Erudite (para ilmuwan dan pemikir), Candor (para orang jujur), Abnegation (orang-orang yang tidak mementingkan dirinya sendiri ), dan Amity (para pecinta damai). Beatrice Prior (Shailene Woodlay), sang pemeran utama, adalah seorang remaja perempuan yang terlahir dari keluarga berfaksi Abnegation. Karena umurnya sudah menginjak 16 tahun, ia diharuskan untuk mengikuti tes kemampuan untuk menentukan akan hidup di faksi mana ia nantinya. Ternyata ia termasuk dalam golongan ‘divergent’, yaitu orang dengan karakteristik faksi lebih dari satu. Beatrice cocok dalam faksi Abnegation, juga Erudite dan Dauntless, dan itu adalah hal yang dilarang oleh semua faksi. Tori (Maggie Q), orang yang memberikan tes pada Beatrice, berusaha melindunginya dengan menyuruhnya pulang dan jangan memberitahu siapapun tentang hasil tes yang sebenarnya termasuk pada keluarganya sendiri. Pada hari pemilihan, Beatrice masuk ke dalam faksi Dauntless karena ia memilihnya, dan itu menyebabkan ia harus berpisah dari orang tua dan Caleb (Ansel Elgort), kakaknya yang juga lebih memilih faksi Erudite daripada Abnegation. Beatrice lalu mengganti namanya menjadi Tris dan harus mengikuti serangkaian tes uji coba, dan bila ia gagal, ia akan menjadi orang non-faksi. Di Dauntless Pit-lah, Tris kenal dengan salah satu seniornya, yaitu Four (Theo James). Four yang awalnya bersikap jutek kepada Tris dan semua juniornya itu akhirnya jatuh cinta juga dengan Tris setelah melewati beberapa kesempatan bersama (tjiye...), dan ternyata Four itu adalah Tobias Eaton, anak dari Marcus, pemimpin Abnegation yang mendidik anaknya dengan cara keras dan kasar. Cerita bergulir pada Tris yang semakin dekat dengan Four, Tris yang akhirnya menyadari bahwa Erudite dibawah pimpinan Jeanine (Kate Winslet) berusaha merebut kekuasaan dari Abnegation, Four yang ternyata juga seorang divergent sama seperti dirinya, kedua orangtuanya meninggal dalam pertarungan melawan Erudite dan Dauntless, dan berakhir di kereta yang membawa mereka yang tersisa menuju Amity dengan kepasrahan akan menjadi orang-orang non-faksi.


Secara kasar, Divergent ini mirip-mirip gitu lah ceritanya dengan The Hunger Games karya Suzzane Collins. Kemiripannya antara lain terletak pada pemerintahan masa depan yang diatur dan dirombak ulang sangat berbeda dari masa sekarang akibat dari konflik atau perpecahan. Faksi-faksi dalam Divergent mengingatkan gue pada distrik-distrik di The Hunger Games. Kemudian peran utama kedua filmnya sama-sama perempuan, Katniss dan Tris. Terus juga peran antagonis kedua film sama-sama dari pihak pemerintahan (sebenernya ini udah biasa sih, hehe). Lalu, kalo diperhatikan secara cermat, perawakan Katniss dan Tris itu satu tipe. Bukan tipe kurus cantik ala-ala model Victoria, tapi model badan yang berisi dan siap tempur (ya iya lah namanya juga film action :p). Kemudian, si peran utama dipisahkan dari keluarga sebelum menuju pertempuran masing-masing, dibuktikan oleh Katniss yang menjadi relawan untuk menggantikan adiknya di The Hunger Games dan Tris yang memilih untuk menjadi seorang Dauntless dan berpisah dengan keluarganya. Ya begitulah, there are so many similarities between both if them. Coincidence? Or they intend to reveal the fact(s) of system in society?

Secara keseluruhan, gue bilang film ini lumayan keren sih, even I don’t read the book yet. Ide tentang faksi itu sama sekali nggak mampir di otak gue selama ini hingga film ini muncul. Bisa dibilang Neil Burger mengemasnya dengan apik dan epic. Gue ngga bisa bilang seberapa mirip film dengan novelnya karena gue belum baca, so sorry for that, tapi yang pasti visualisasinya bagus. I mean, even I don’t read the book, I can understand the plot of the story and where it will go. And that’s the bad, karena mudah dimengerti, jadi gampang ditebak deh kemana ceritanya akan berjalan. Apalagi kisah cintanya Four dengan Tris, ketebak banget kayak FTV, hehe. Nah, yang ngga ketebak malah gimana cerita keduanya akan berlanjut. I’ll be patiently waiting to watch Insurgent.

Lumayan lah buat tontonan akhir pekan, kalo takut ama film darah-darah ala The Raid macem gue, Divergent juga bisa jadi tontonan bagus. Happy watching! J


Rate: 8/10

P.S.: Gantengan Eric alias Jai Courney daripada Four (Theo James). Lagian kenapa ngga Alexander Ludwig aja sih yang jadi Four? :p


Divergent
Science - Fiction - Action
139 minutes

Director              : Neil Burger
Production        : Summit Entertainment, Lionsgate
Released              : 21st March 2014 (Indonesia)

Picture source:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar