Warning,
spoiler alert!
Siapa sih yang nggak kenal dengan nama
monster satu ini?
Anak generasi ’90-an model gue udah tau
banget dengan keberadaan monster asal Jepang tersebut yang banyak menghiasi
layar kaca kala itu. Bedanya, jaman dulu film Godzilla masih berjenis kartun
dan dan berepisode, kali ini Hollywood mencoba peruntungan dengan membawanya kembali
ke dalam bentuk film nyata, dengan kisah yang didesain berbeda dari Godzilla
yang dirilis di tahun 1998.
Di mulai dengan opening scene yang mengulas
arsip-arsip tentang uji coba nuklir yang sebenarnya adalah upaya pembunuhan
monster Godzilla di tahun 1950, film kemudian bergulir ke latar belakang
kelahiran seekor monster bernama MUTO di Filipina yang nantinya akan
menimbulkan kerusakan dan mengancam kehidupan umat manusia di dunia. Adalah Joe
Brody (Bryan Cranston), seorang peneliti yang mempercayai bahwa gempa yang
menghancurkan salah satu pusat pengembangan reaktor di Jepang dan menyebabkan
istrinya tewas karena paparan radiasi bukanlah gempa karena aktivitas seismik.
Ia melakukan penelitian selama 15 tahun dan seringkali melanggar batas wilayah
radiasi sehingga putranya-lah, Ford Crody (Aaron Taylor-Johnson), yang harus
membebaskannya. Ford, yang sedang menjabat sebagai seorang letnan angkatan laut
Amerika, sulit untuk mempercayai apa yang dikatakan oleh ayahnya hingga
kemudian ia dan ayahnya ditangkap di pusat radiasi yang ternyata menjadi markas
penelitian monster MUTO lainnya. Monster MUTO tersebut kemudian bangkit dan
mengancam kehidupan umat manusia dengan memburu radiasi dan akan berkembang
biak dengan jantannya, dan seorang peneliti bernama Dr. Ichiro Serizawa (Ken
Watanabe) yang juga telah mendalami kasus tentang monster, percaya bahwa Godzilla
akan bangkit bereaksi terhadap serangan MUTO dan akan mengembalikan
keseimbangan alam.
Film arahan sutradara Gareth Edwards ini
nampaknya belum cukup memuaskan ekspektasi para penonton mengenai sosok monster
Godzilla. Pasalnya, rating di
IMDb.com hanya mampu bertengger di angka 7.3 saja. Di lihat dari segi action and visual effect, bisa dibilang
lumayan bagus lah. I like the fighting
between Godzilla and MUTO in several scenes. Namun dari segi cerita,
Edwards tidak begitu menawarkan cerita yang unik. Ia hanya membiarkan adaptasi
dari film-film dahulunya berjalan dengan sedikit improvisasi. Karakter yang dikeluarkan
disini apalagi. Payah. Gue nggak melihat ada sebuah karakter kuat yang melekat
di salah satu tokoh-pun, terutama pada Ford. Walaupun peran utama yang
ditekankan disini memang Godzilla, namun gue rasa penekanan pada tokoh
pendukung juga penting. Ford harusnya bisa lebih terlihat kuat dan menantang,
bukan hanya sekedar tokoh biasa yang banyak disorot kamera. Well, I was
expecting too much, by the way.
RATE: 7/10
Godzilla
(2014)
Action – Adventure – Sci-Fi
123 minutes
Action – Adventure – Sci-Fi
123 minutes
Director : Gareth Edwards
Production Co : Warner Bros and Legendary Pictures
Released : 16th May 2014 (Indonesia)
Production Co : Warner Bros and Legendary Pictures
Released : 16th May 2014 (Indonesia)
Picture and information source:
(all retrieved on 27th May 2014)