What comes in your mind while people mention
the word ‘Frankenstein’? Monster? At least, it comes to my mind first.
Cerita dulu
sedikit deh ya tentang latar belakang Frankenstein, biar semuanya lurus dan
jelas. Frankenstein sebenarnya adalah novel fiksi yang sangat terkenal, di
karang oleh Marry Shelley and published
in 1823. Judul aslinya adalah ‘Frankenstein:
The Modern Prometheus’. Dikisahkan di dalamnya bahwa ada seorang ilmuwan
yang membiaskan batas antara hidup dan mati. Ia menciptakan monster yang pada
awalnya ia niatkan untuk menjadi manusia dari mayat manusia-manusia yang sudah
mati. Ia gabungkan semua organnya, dan dengan bantuan listrik ia hidupkan si
monster itu. Nah jadi, according to the novel, Victor Frankenstein itu adalah
nama ilmuwannya, si monsternya sih ngga punya nama. Frankenstein tiba-tiba menyesal
dan berpikir dia udah buat kesalahan dengan menciptakan si monster, jadi dia
pergi ninggalin monster yang masih lugu ngga punya dosa karena baru hidup di
dunia. Monster kesepian, terus dijauhi oleh orang-orang karena rupanya yang
buruk dan ngga ‘manusia’ banget. Frustasi karena kesepian dan diperlakukan
buruk, dia lalu berniat mencari Frankenstein untuk minta pertanggungjawaban.
Monster itu juga membunuh Elizabeth, yang merupakan istrinya Frankenstein,
untuk membalas dendam. Gantian deh Frankenstein yang ngejar monster sampai ke
Kutub Utara, dan dia meninggal karena kedinginan dan kondisi fisik yang
menurun. Untuk lebih lengkapnya sih bisa beli novelnya di toko buku terdekat,
versi Indonesianya banyak kok, versi bahasa Inggris kayaknya udah habis dimana-mana
gara-gara diborong anak kelas kemarin pas ngontrak matkul Critical Analysis of Prose. Mau liat paper-nya juga boleh, udah kenyang banget ngebahas Frankenstein
soalnya (loh kok malah tjurhat? Maaf kelepasan curcol jadinya. :p)
Nah,
hubungannya apa dengan ‘I, Frankenstein’?
I, Frankenstein ini ternyata
mengisahkan kehidupan si monster (Aaron Eckhart) sehabis kematian penciptanya
itu. Di film ini, setelah ia menguburkan Frankenstein, si monster malah jadi
diburu oleh bangsa setan., kemudian ia diselamatkan oleh bangsa gargoyle.
Awalnya gue pikir gargoyle itu adalah sebutan lain untuk malaikat, karena di
film itu digambarkan mereka seperti malaikat gitu, tapi ternyata gargoyle
adalah patung-patung yang dibuat di abad pertengahan dan dipercaya dapat
mengusir roh jahat, biasanya letaknya di atap-atap gereja. Back to the movie, so basically the movie is about the dispute between
the devil and the gargoyle. Si monster ini diburu oleh bangsa setan because he is invincible. Dia bukanlah
manusia biasa yang mudah mati, dan ia juga makhluk yang memiliki kekuatan untuk
bertarung. Setelah Leonore (Miranda Otto), pemimpin dari gargoyle, memberinya
nama Adam, ia kemudian diberikan banyak informasi mengenai bangsa setan dan
juga mempersenjatainya. Namun Adam memutuskan jalannya sendiri, ia akan
membunuh siapapun yang ingin memburunya. Ia tidak memutuskan untuk tinggal di
dalam pengawasan bangsa gargoyle.
200 tahun
kemudian, dalam masa perjalanan sekaligus pelariannya, Adam dihadapkan pada
kenyataan bahwa bangsa setan semakin gencar memburunya. Neberius (Bill Nighy),
sang pangeran setan, ternyata menyamar sebagai kepala sebuah perusahaan yang
mengembangkan penelitian tentang penghidupan kembali makhluk yang sudah mati.
Ia mempekerjakan dua orang ilmuwan, Terra (Yvonne Strahovski) dan Carl (Nicholas
Bell). Neberius ingin mengulang apa yang dilakukan oleh Victor Frankenstein,
menghidupkan orang yang sudah mati untuk membuat ribuan tentara manusia
jadi-jadian seperti Adam yang dirasuki oleh setan untuk menguasai dunia. Di
sisi lain, bangsa gargoyle akhirnya menyadari bahwa Adam layak untuk dibunuh
karena membahayakan keberadaan bangsa mereka juga. Gideon (Jai Courtney),
punggawa kepercayaan Leonore, juga meninggal akibat duelnya dengan Adam karena
ia diperintahkan untuk membunuhnya. Langsung pada akhirnya, Adam dan bangsa
gargoyle berhasil mengalahkan dan memusnahkan Naberius (Bill Nighy) beserta semua
bangsa setan dan tempat perlindungannya beserta ribuan prototype Adam.
Well,
menurut gue sih ceritanya biasa aja, ngga heran kalo rating di IMDb hanya
mencapai 5.5/10 saja. Di beberapa bagian, alurnya berjalan cukup sederhana
sehingga menimbulkan kesan ceritanya terburu-buru. Since I expected too much, it’s not supposed to be as
simple as that. Selain itu, Adam terlihat seperti manusia dengan banyak jahitan
yang hampir sembuh, dan ukuran dia juga sama dengan manusia pada umumnya. Itu
membuat image Adam di benak gue bukan
lagi monster, melainkan manusia biasa yang cukup tampan. Seharusnya
penampilannya bisa lebih menantang dari itu, because he’s playing as a monster, right? Fortunately,
beberapa adegan laga dikemas cukup baik. I
love to see Aaron fights in the movie. In
addition, some fire make it looks good.
Rate: 6.5/10
P.S.:
Aaron is just too handsome to play in this role. Just saying.
I, Frankenstein (2014)
Action Sci-Fi Fantasy
92 minutes
Director : Stuart Beattie
Production : Lionsgate, Lakeshore Entertainment, Sidney Kimmel Entertainment
Released : 1 February 2014 (Indonesia)
Production : Lionsgate, Lakeshore Entertainment, Sidney Kimmel Entertainment
Released : 1 February 2014 (Indonesia)