Jumat, 28 Februari 2014

#MovieCorner #4: I, Frankenstein

Warning! Spoiler alert!




What comes in your mind while people mention the word ‘Frankenstein’? Monster? At least, it comes to my mind first.

Cerita dulu sedikit deh ya tentang latar belakang Frankenstein, biar semuanya lurus dan jelas. Frankenstein sebenarnya adalah novel fiksi yang sangat terkenal, di karang oleh Marry Shelley and published in 1823. Judul aslinya adalah ‘Frankenstein: The Modern Prometheus’. Dikisahkan di dalamnya bahwa ada seorang ilmuwan yang membiaskan batas antara hidup dan mati. Ia menciptakan monster yang pada awalnya ia niatkan untuk menjadi manusia dari mayat manusia-manusia yang sudah mati. Ia gabungkan semua organnya, dan dengan bantuan listrik ia hidupkan si monster itu. Nah jadi, according to the novel, Victor Frankenstein itu adalah nama ilmuwannya, si monsternya sih ngga punya nama. Frankenstein tiba-tiba menyesal dan berpikir dia udah buat kesalahan dengan menciptakan si monster, jadi dia pergi ninggalin monster yang masih lugu ngga punya dosa karena baru hidup di dunia. Monster kesepian, terus dijauhi oleh orang-orang karena rupanya yang buruk dan ngga ‘manusia’ banget. Frustasi karena kesepian dan diperlakukan buruk, dia lalu berniat mencari Frankenstein untuk minta pertanggungjawaban. Monster itu juga membunuh Elizabeth, yang merupakan istrinya Frankenstein, untuk membalas dendam. Gantian deh Frankenstein yang ngejar monster sampai ke Kutub Utara, dan dia meninggal karena kedinginan dan kondisi fisik yang menurun. Untuk lebih lengkapnya sih bisa beli novelnya di toko buku terdekat, versi Indonesianya banyak kok, versi bahasa Inggris kayaknya udah habis dimana-mana gara-gara diborong anak kelas kemarin pas ngontrak matkul Critical Analysis of Prose. Mau liat paper-nya juga boleh, udah kenyang banget ngebahas Frankenstein soalnya (loh kok malah tjurhat? Maaf kelepasan curcol jadinya. :p)

Nah, hubungannya apa dengan ‘I, Frankenstein’? I, Frankenstein ini ternyata mengisahkan kehidupan si monster (Aaron Eckhart) sehabis kematian penciptanya itu. Di film ini, setelah ia menguburkan Frankenstein, si monster malah jadi diburu oleh bangsa setan., kemudian ia diselamatkan oleh bangsa gargoyle. Awalnya gue pikir gargoyle itu adalah sebutan lain untuk malaikat, karena di film itu digambarkan mereka seperti malaikat gitu, tapi ternyata gargoyle adalah patung-patung yang dibuat di abad pertengahan dan dipercaya dapat mengusir roh jahat, biasanya letaknya di atap-atap gereja. Back to the movie, so basically the movie is about the dispute between the devil and the gargoyle. Si monster ini diburu oleh bangsa setan because he is invincible. Dia bukanlah manusia biasa yang mudah mati, dan ia juga makhluk yang memiliki kekuatan untuk bertarung. Setelah Leonore (Miranda Otto), pemimpin dari gargoyle, memberinya nama Adam, ia kemudian diberikan banyak informasi mengenai bangsa setan dan juga mempersenjatainya. Namun Adam memutuskan jalannya sendiri, ia akan membunuh siapapun yang ingin memburunya. Ia tidak memutuskan untuk tinggal di dalam pengawasan bangsa gargoyle.

200 tahun kemudian, dalam masa perjalanan sekaligus pelariannya, Adam dihadapkan pada kenyataan bahwa bangsa setan semakin gencar memburunya. Neberius (Bill Nighy), sang pangeran setan, ternyata menyamar sebagai kepala sebuah perusahaan yang mengembangkan penelitian tentang penghidupan kembali makhluk yang sudah mati. Ia mempekerjakan dua orang ilmuwan, Terra (Yvonne Strahovski) dan Carl (Nicholas Bell). Neberius ingin mengulang apa yang dilakukan oleh Victor Frankenstein, menghidupkan orang yang sudah mati untuk membuat ribuan tentara manusia jadi-jadian seperti Adam yang dirasuki oleh setan untuk menguasai dunia. Di sisi lain, bangsa gargoyle akhirnya menyadari bahwa Adam layak untuk dibunuh karena membahayakan keberadaan bangsa mereka juga. Gideon (Jai Courtney), punggawa kepercayaan Leonore, juga meninggal akibat duelnya dengan Adam karena ia diperintahkan untuk membunuhnya. Langsung pada akhirnya, Adam dan bangsa gargoyle berhasil mengalahkan dan memusnahkan Naberius (Bill Nighy) beserta semua bangsa setan dan tempat perlindungannya beserta ribuan prototype Adam.



Well, menurut gue sih ceritanya biasa aja, ngga heran kalo rating di IMDb hanya mencapai 5.5/10 saja. Di beberapa bagian, alurnya berjalan cukup sederhana sehingga menimbulkan kesan ceritanya terburu-buru. Since I expected too much, it’s not supposed to be as simple as that. Selain itu, Adam terlihat seperti manusia dengan banyak jahitan yang hampir sembuh, dan ukuran dia juga sama dengan manusia pada umumnya. Itu membuat image Adam di benak gue bukan lagi monster, melainkan manusia biasa yang cukup tampan. Seharusnya penampilannya bisa lebih menantang dari itu, because he’s playing as a monster, right?  Fortunately, beberapa adegan laga dikemas cukup baik. I love to see Aaron fights in the movie. In addition, some fire make it looks good.



Rate: 6.5/10


P.S.:

Aaron is just too handsome to play in this role. Just saying.


I, Frankenstein (2014)
Action Sci-Fi Fantasy
92 minutes

Director          : Stuart Beattie
Production     :  Lionsgate, Lakeshore Entertainment, Sidney Kimmel Entertainment
Released         : 1 February 2014 (Indonesia)


Picture and info sources:

Minggu, 23 Februari 2014

#MovieCorner #3: Robocop


 Warning! Spoiler alert!

Well, the new futuristic Robocop is coming to the town. What do you think?





Generasi ’90-an macem gue sih pasti udah kenal banget dengan cyborg kebanggaan kota Detroit ini. Setelah sebelumnya film Robocop (1987), diikuti dengan Robocop 2 (1990) dan Robocop 3 (1993) serta versi TV-mini series-nya di tahun 2000, kini di tahun 2014 Metro-Golwyn Mayer yang bekerja sama dengan Columbia Pictures berhasil menghidupkan kembali Robocop yang menyuguhkan tampilan sosok cyborg yang udah di-upgrade ke versi paling baru dan memungkinkan untuk mengimbangi latar Detroit tahun 2028 (well, I have no idea how Detroit can escape from its bankruptcy. It’s still very possible anyway. :p)

Film Robocop (2014) ini bercerita tentang Alex Murphy (Joel Kinnaman), seorang polisi detektif yang taat peraturan dan jujur yang hendak mengungkap suatu kejahatan yang dilakukan oleh komplotan kriminal Antoine Vallon (Patrick Garrow). Di saat yang bersamaan, seorang pemimpin OmniCorp, sebuah perusahaan raksasa penghasil robot, bernama Raymond Sellars (Michael Keaton) begitu berambisi untuk menjadikan robot sebagai peralatan perang paling mutakhir yang diperlukan dunia, khususnya Amerika, dalam menghadapi aksi teror dan perang di Timur Tengah. Jalan Sellars tidak mulus, ia harus berhadapan dengan senator dan pendukungnya yang tidak setuju menggunakan robot karena mereka tidak memiliki perasaan dalam menjalankan tugas.

Begitu Murphy mengalami kecelakaan dalam ledakan yang disebabkan oleh Vallon serta sebagian besar dari tubuhnya mengalami luka-bakar-yang-mustahil-untuk-disembuhkan, maka Sellars segera bekerja sama dengan Dr. Dennett Norton (Gary Oldman, my favorite! :p) untuk mengubah Murphy menjadi cyborg dan melancarkan keinginannya. Upaya mereka berhasil, melalui proses yang panjang dan rumit, Murphy berubah menjadi cyborg yang memiliki perasaan layaknya manusia, meskipun mesin tersebut tidak bisa hidup sendiri dan harus tetap dibawah kendali dari OmniCorp. Namun Sellars pikir itu cukup untuk membuat senator dan pendukungnya menyetujui ciptaannya.

Murphy sendiri mengalami kesulitan untuk menerima keadaannya yang baru, meskipun istrinya, Clara Murphy (Abbie Cornish) dan anaknya, David (J.P. Ruttan) menerimanya kembali. Murphy, yang selanjutnya disebut Robocop (dinamai oleh media besar bernama The Novak Element. Nick Fury, I mean, Samuel L. Jackson yang berperan sebagai Pat Novak dipercaya sebagai pembawa acara yang jelas sekali mendukung Sellars dan OmniCorp) mengalami beberapa kendala akibat sulitnya menyesuaikan emosi dan perasaan manusia dengan sistem yang diprogram untuknya. Emosi dan perasaannya sebagai manusia mengalami ketidak stabilan ketika sejumlah file kejahatan harus dimasukkan ke dalam memorinya, hingga akhirnya Dr. Norton harus menurunkan kadar emosinya menjadi tinggal 2% saja. Robocop menjadi mati rasa dan hampir menjadi robot sepenuhnya. Namun kadar emosi dan perasaannya naik dengan sendirinya ketika istrinya mencegatnya di tengah jalan dan memaksanya untuk menemui putranya sendiri, David. Pada akhirnya ia berhasil menembak mati Vallon dan komplotan di markas mereka sendiri dan ia juga menyadari bahwa ada penjahat lain yang melanggar hak asasinya sebagai manusia yang memiliki emosi dan perasaan.





Well, Robocop ini cukup bagus di beberapa hal menurut gue. Pertama, design dan animasi ala robot masa depan yang smooth dan futuristik. Hollywood lagi-lagi memperlihatkan bahwa nggak cuma Marvel atau DC Comics saja yang berhak atas film-film superhero kekinian. MGM proves that. The smoothness-nya juga terlihat di adegan action yang melibatkan adegan tembak-menembak saat Robocop melawan komplotan Vallon. Bagus juga menampilkan tembak-menembak di tempat gelap dengan segala taknologi mutakhir yang dipunyai oleh Robocop.

Kedua, aktor dan aktrisnya mendukung dan cocok. Kinnaman, yang sebelumnya terkenal juga lewat film The Girl with the Dragon Tattoo dan The Darkest Hour, cocok untuk perannya di Robocop. Though I think he is much better with thin mustache and beard (without it I see him as a gay :p), it will be funny if he keeps his mustache and beard with him. Nggak lucu juga sih sebenernya liat Robocop dengan kumis ama jenggot haha. Gary Oldman, is still the man for me! Suka banget dengan perannya yang nggak jauh dari Komisaris Gordon di Batman. Pihak government yang menentang Sellars dan bisa menyelamatkan Robocop akhirnya.

Sayangnya, jalan ceritanya masih terlalu singkat dan gampang. Di saat Hollywood movies yang lain selalu mengesampingkan dan mempersingkat waktu introduction dan pembiasaan tentang isi film, Robocop ini justru banyak basa-basi di bagian awal film. Perkenalan dan proses pembuatan Murphy menjadi Robocop terlalu lama, dan imbasnya mungkin pada penyeselesaian konflik yang singkat. Satu lagi,  one thing I dislike from Hollywood movies, they always described Moeslim as they who do the terrorism in all over the world. Di awal film jelas terlihat bahwa orang-orang Muslim-lah yang menjadi sumber kekacauan. Mereka yang mengambil tindakan yang berkaitan dengan kekerasan, ledakan, dan lain sebagainya, though disana tidak digambarkan semua orang Muslim berlaku demikian.

Lumayan sih kalo untuk nonton-nonton buat ngisi waktu luang. But, just don’t expect too much. Tujuan gue sih cuma pengen liat Gary Oldman aja, rindu ama sosoknya jadi bapak baik di Harry Potter dan Batman :p. Happy watcing, then! J




Rate: 7/ 10


P.S.:
I prefer to choose black Robo rather than the grey one. Just saying. :p


Robocop (2014)
Action Sci-Fi Crime
117 minutes


Director          : Jose Padilha
Producers      : Marc Abraham
Distributor     : Metro-Golwyn-Mayer (MGM) and Columbia Pictures
Released         : 12 February 2014 (Indonesia)




Picture source:
lBeOuzg61iY/s1600/robocop+kinnman.jpg, retrieved 23rd February 2014

Minggu, 16 Februari 2014

Choose, Alone or Lonely?

If you have to choose between those two conditions, alone or lonely, what will you choose?

Sendiri?
Kesepian?
Tentu bukan satu kata dengan arti yang sama.
Orang yang sendiri belum tentu kesepian. Begitu pula orang yang kesepian belum tentu sendiri. Yes, we live in the complicated world, indeed.

sen·di·ri adv 1 a seorang diri; tidak dng orang lain: ia tinggal -- di rumah itu; ia pergi ke Bandung -- saja;2 a tidak dibantu (dipengaruhi) orang lain: rencana itu adalah hasil pikirannya --; 3 a tidak dibantu alat lain; otomatis: radio yg dapat berhenti --; berdiri -- , tidak diperintah orang lain; 4 nkepunyaan dr yg disebut (yg bersangkutan), bukan kepunyaan orang lain: ia tinggal di rumahnya --; 5 n diri dr yg bersangkutan (bukan wakil atau pengganti); orang yg sesungguhnya (berkepentingan): pelamar harus datang --; dr dia -- saya tidak pernah menerima surat; 6 aterpisah dr yg lain; terasing; sendiri-sendiri: setiap orang diperiksa --; 7 a yg paling: ia selalu mau menang -- , tidak mau menghiraukan pendapat orang lain;

ke·se·pi·an n 1 keadaan sepi; kesunyian; kelengangan: radio itu dipasangnya keras-keras untuk mengusir -; 2 perasaan sunyi (tidak berteman dsb);


See the difference, right?
Beberapa orang mungkin akan memilih sendiri, sedangkan beberapa yang lain mungkin akan memilih kesepian. 
Namun, alasan yang diberikan untuk memilih dua keadaan tersebut bisa saja serupa, mengingat kedua arti kata tersebut juga bisa dibilang 'serupa tapi tak sama'.
Bisa saja orang yang bersangkutan memilih ingin sendiri karena ia memang sedang menginginkan kesepian atau ketenangan, di waktu tertentu.

But, if I have to choose, I prefer be an alone person rather than the lonely one.


P.S.: How could the lonely persons survived? How could they possibly live in that kind of condition? Just wondering.


Source: http://bahasa.kemdiknas.go.id/kbbi/index.php

Sabtu, 08 Februari 2014

Tertinggal

"Nothing is impossible in life because we live in possible world."

Sebagai manusia, ada kalanya kita merasa tertinggal dan ditinggal. Tertinggal, karena kita merasa bahwa orang-orang terlalu cepat melangkah, bahkan berlari untuk mengejar tujuan dan cita-cita hidupnya. Sementara hidup gue cuma disini-sini aja. I feel like my future is blurred.

What's next? Gue ngga akan berkembang kalo terus kaya gitu. Gue ngga bakal maju kalo gue terus-terusan pesimis. Iya kan? You feel like your future is blurred...by your own pessimist, right?

What if we start to change? Minimal niat dulu buat berubah. Nggak ada orang yang nggak pengen berubah jadi lebih baik dari diri dia sebelumnya. Bahkan gue percaya kalo koruptor sebenarnya ingin 'bersih', hanya saja keadaan dan kesempatan yang salah yang membuat dia salah.

We have to transform all of our pessimist ideas to the optimist and good one. Remember the power of idea? The power of 'niat'? We should have it in our mind and ourself.

Lu yang harus yakin dengan apa yang lu punya dalam diri lu. Lu ngga bisa nyontek a whole your life. Lu ngga bisa ngga berusaha untuk bisa selamanya. Selalu ada motivasi di setiap kesempatan. Untuk jadi diri lu sekarang nggak mudah. Sementara temen-temen lu udah di Inggris, lu masih kejebak banjir di Jakarta. The world can't wait forever your your turn. Take a chance now, or it'll lose forever.

Lu bisa ngejar mereka, selama lu ada niat dan mau sepenuhnya berusaha dan yakin akan kemampuan lu sendiri.


Sat, 21:31.

Kamis, 06 Februari 2014

#FoodSpot #1: Mie Merapi

Halo para pecinta kuliner!

Kali ini aku akan bahas salah satu sajian mie yang terbilang cukup laris di Bandung. Namanya Mie Merapi. Pertama kenal resto ini dari akun kuliner terkenal di Bandung, @Kuliner_Bandung. Akun tersebut gencar sekali mempromosikan kuliner-kuliner kece di Bandung dan salah satunya Mie Merapi ini. Katanya, walaupun sajian utamanya mie, tapi mie ini sama sekali ngga dekat dengan image mie-mie Jepang sebangsa ramen atau sebagainya. Mie ini lebih mengusung rasa Indonesia dengan cita rasa yang kaya akan rempah-rempah khas dalam negeri.



Mie Merapi ini terletak di Jalan Pahlawan No. 24 Bandung ini cukup mudah dicari karena letaknya yang persis di pinggir jalan (ya iya lah, mana ada yang letaknya di tengah jalan. Maksudnya ngga mesti masuk gang-gang gitu deh buat mencapainya). Mie Merapi ini gencar banget mempromosikan menunya lewat Twitter, dengan akun @MieMerapi. Bagi yang bertanya-tanya kenapa Merapi, mungkin jawabannya adalah karena resto ini mengusung cita rasa pedas sebagai andalannya, seperti yang kita tau bahwa makanan pedas sedang jadi primadona akhir-akhir ini.

Saat kami datang, suasananya sedang tidak terlalu ramai. Tempatnya cukup cozy dan luas, dengan interior yang kekinian. Tempat makannya dibagi menjadi dua; dalam dan luar. Aku memilih duduk di dalam demi bebas sejenak dari suara kendaraan di jalan.





Tak lama, salah satu pelayan dengan ramahannya memberikan kami list menu. Terdapat beberapa macam mie sebagai menu utama dan andalan. Selain itu juga ada nasi, dan ceker yang notabene sedang booming. Setelah menelusuri menu, terpilihlah beberapa diantaranya: Mie Ceker Merapi level 6, Katsu dan Es Teh Manis pesanan bang Adit, dan Cekew Kwah Kare level 3, Sosis, dan Capuccino pesananku. Kecewa karena kehabisan Milkshake Green Tea dan Dorokdok. :p










Beberapa menit kemudian menu pesanan kami datang, cepet banget ngga sampe 10 menit. Ceker kuah kare pesananku lumayan enak. Kuah kare yang hangat dan pedas cocok banget buat ngisi perut sore-sore dan berangin gitu. Mie pesanan Adit juga enak, mienya empuk banget. Dapet bocoran katanya mienya itu bikin sendiri, bukan mie kuning yang beli di pasar gitu deh. Kurangnya sih paling ada dua: 1. Capuccino yang aku pesan kurang ‘greget’, agak hambar karena kebanyakan air. 2. Sosis juga disajikan dingin, kayaknya enak kalo diangetin lagi. Selebihnya ngga masalah deh.




I rate 7.8/10 for Mie Merapi.

Berniat coba?
Mungkin kamu bisa cek timeline-nya terlebih dahulu untuk informasi tambahan. Selamat mengeksekusi. J

Rabu, 05 Februari 2014

#MovieCorner #2: Comic 8

Warning! Spoiler alert!


Comic 8 Movie Poster


Pasti sudah dengar dong tentang Comic 8? Ya, Comic 8 adalah judul dari sebuah film dengan genre komedi laga besutan sutradara Anggy Umbara di bawah naungan payung Falcon Pictures. Film yang semua pemeran utamanya adalah jebolan dari acara televisi populer Stand Up Comedy ini menceritakan tentang delapan manusia dengan pribadi yang beda dan unik yang secara kebetulan bersamaan merampok sebuah bank. Anggy Umbara sendiri merupakan sutradara yang dikenal lewat karya film sebelumnya yaitu Mama Cake dan Coboy Junior: The Movie.

Adalah Fico, Babe, dan Bintang sebagai perampok amatiran yang merampok bank karena mereka memang ingin kaya raya. Kemudian Ernest, Kemal, dan Arie sebagai kelompok perampok dengan persenjataan lengkap yang cukup berpengalaman karena mereka sudah berhasil melumpuhkan markas salah satu gembong narkoba terkenal se-Tanjung Priok. Terakhir, Mongol dan Mudy yang berperan sebagai perampok yang jago berkelahi dan tembak-menembak namun sebenarnya mereka berniat merampok bank karena ingin menolong anak-anak yatim piatu.

Kemudian hadir pula kameo dari artis-artis terkenal yang juga terlibat dalam acara Stand Up Comedy seperti Pandji yang berperan sebagai dokter sebuah rumah sakit jiwa, Indro ‘Warkop’ yang berperan sebagai salah satu nasabah bank, Candil si pengantar pizza, juga artis cantik Nikita Mirzani dan Nirina Zubir yang masing-masing berperan sebagai teller bank dan polwan cantik.




Jika dilihat dari aktor dan aktris yang ada, ekspektasi yang ada dalam pikiran saya adalah film ini pasti akan sangat menghibur dengan 'guyonan-guyonan' khas dari masing-masing komik. Apalagi setelah saya lihat trailer-nya pertama kali saat saya hendak menonton sebuah film Barat yang sedang diputar di bioskop. Namun timbul juga pikiran usil seperti: “Ah, paling lucunya dibuat-buat karena kalo udah dalam film apa yang diekspektasikan kadang beda,” atau “Palingan garing. Soalnya kan aktor mesti nurut ama skrip,” dan lain sebagainya.

Bukan hanya saya, ternyata khalayak dunia maya juga sedang ramai membicarakan Comic 8. Namun timbul juga dalam pikiran, “Kadang penilaian anak-anak Twitter kan suka lebay. Overrated kalo udah ngomentarin apa-apa, apalagi kalo urusan ‘menjilat’ segala dengan mention artis-artis favorit terkait.” Ups.

Menurut info dari Twitter, penonton premiere Comic 8 tembus 65 ribu. Jumlah yang sangat mengesankan, atau overrated? Kemudian pergilah saya ke bioskop tertanggal 5 Februari 2014 untuk membuktikan sendiri seperti apa film yang katanya ‘beda’ itu. Film di putar pukul 14.55, sedangkan saat saya datang sekitar pukul 13.40, sekitar 60% seat sudah terisi. Lumayan juga, padahal Comic 8 sudah seminggu tayang di bioskop. Hingga lampu diredupkan, saya melihat bahwa seat sudah terisi penuh hingga yang paling depan.

Langsung pada film, dibuka dengan aksi penyanderaan tiga artis oleh kedelapan komik, masing-masing dari mereka mengemukakan tuntutan mereka yang ‘nyentrik’. Ada yang ingin ibukota dipindah ke Papua, ada yang ingin Jakarta bebas banjir, dan lain-lain yang mengundang gelak tawa dari seluruh penonton di dalam studio bioskop.

Selanjutnya, cerita berlanjut pada latar belakang masing-masing komik dan mengapa mereka bisa merampok sebuah bank yang sama. Adegan laga muncul ketika Ernest masuk dan awesomely menembakkan senapan laras panjangnya ke atas sebagai tembakan peringatan, diikuti dengan Kemal dan Arie. It’s pretty cool!

Semakin jauh durasi film berjalan, semakin saya menilai bahwa beberapa ekspektasi negatif saya salah. Ternyata sang sutradara mengemas film ini dengan sangat apik. Seperti lawakan-lawakan segar yang keluar dari lawakan para komik. Mereka tidak diarahkan dengan naskah yang ‘out of their box’, sebaliknya naskah yang tampaknya menyesuaikan lawakan khasnya para komik masing-masing. Saya seperti menonton Stand Up Comedy dalam sebuah alur. 

Hal lain yang juga patut saya acungi jempol adalah jalan ceritanya yang unik dan tidak tertebak ending-nya. Kejutan demi kejutan dihadirkan dalam film yang membuat Comic 8 masuk kategori 'lumayan, lah'. Ketika saya tahu siapa dalang sebenarnya dibalik seluruh kejadian tersebut, pikiran saya langsung tertuju pada sebuah film Barat yang tahun lalu rilis dan juga laris berjudul Now You See Me. Kemiripan dari kedua film tersebut sangat kentara di bagian ending, ketika keberadaan dalang utamanya diketahui di akhir dan tidak disangka-sangka.

Kemudian ada pula sentuhan sentilan-sentilan kritis yang terkesan usil dibalik percakapan atau tindakan para aktor dan aktris, baik yang secara jelas terlihat dan terdengar, ataupun tidak. Seperti Kemal yang menyinggung tentang 'acara alay yang joget-joget di TV'. juga  Mudy yang bicara tentang koruptor sebagai pencuri sebenarnya, atau Nirina yang berkomentar sinis terhadap ucapan Boy yang selalu menggunakan bahasa Inggris setiap kali berbicara (seperti mengingatkan bahwa bahasa Indonesia juga tak kalah penting dibandingkan dengan bahasa Inggris).

Another? The camera angle. I love it, reminds me of Hulk. Saya suka sekali dengan penempatan-penempatan dua gambar atau lebih yang ada dalam satu frame. Terkesan elegan dan berseri. Tak ketinggalan slow motion dan animasi di bagian adegan laga which impressed me much.

Sayangnya, dibalik karya manusia yang hebat, pasti ada saja kekurangannya. Saya lihat kekurangan di film ini adalah beberapa kekakuan yang dibawa oleh para pemain yang terlihat dari tik-tok dialog, atau gelagat yang kadang berlebihan untuk merespon dialog aktor lain. Hal lain, ada pada efek animasi yang masih kasar dibandingkan dengan film laga Indonesia lain seperti The Raid atau Merah Putih.

From those explanation above, I conclude that this movie is good enough. Bisa dibilang beda dari film-film Indonesia kebanyakan, dan yang jelas it proves me wrong in several occasions. Comic 8 dapat dijadikan alternatif untuk 'escaping reality', atau sekedar mengisi waktu luang Anda. Worthy.




Rate: 7.5/10



Comic 8
Action - Comedy
90 minutes


Director          : Anggy Umbara
Producer(s)   : Hb Naveen and Frederica
Distributor     : Falcon Pictures
Released         : 29 January 2014


Picture and info source:
http://id.wikipedia.org/wiki/Comic_8, retrieved 5 February 2014