Warning! Spoiler alert!
Well, the new futuristic Robocop is coming to
the town. What do you think?
Generasi ’90-an
macem gue sih pasti udah kenal banget dengan cyborg kebanggaan kota Detroit ini. Setelah sebelumnya film Robocop
(1987), diikuti dengan Robocop 2 (1990) dan Robocop 3 (1993) serta versi TV-mini series-nya di tahun 2000, kini
di tahun 2014 Metro-Golwyn Mayer yang bekerja sama dengan Columbia Pictures
berhasil menghidupkan kembali Robocop yang menyuguhkan tampilan sosok cyborg yang udah di-upgrade ke versi paling baru dan memungkinkan untuk mengimbangi
latar Detroit tahun 2028 (well, I have no
idea how Detroit can escape from its bankruptcy. It’s still very possible
anyway. :p)
Film Robocop
(2014) ini bercerita tentang Alex Murphy (Joel Kinnaman), seorang polisi
detektif yang taat peraturan dan jujur yang hendak mengungkap suatu kejahatan
yang dilakukan oleh komplotan kriminal Antoine Vallon (Patrick Garrow). Di saat
yang bersamaan, seorang pemimpin OmniCorp, sebuah perusahaan raksasa penghasil
robot, bernama Raymond Sellars (Michael Keaton) begitu berambisi untuk
menjadikan robot sebagai peralatan perang paling mutakhir yang diperlukan dunia,
khususnya Amerika, dalam menghadapi aksi teror dan perang di Timur Tengah.
Jalan Sellars tidak mulus, ia harus berhadapan dengan senator dan pendukungnya
yang tidak setuju menggunakan robot karena mereka tidak memiliki perasaan dalam
menjalankan tugas.
Begitu Murphy
mengalami kecelakaan dalam ledakan yang disebabkan oleh Vallon serta sebagian
besar dari tubuhnya mengalami luka-bakar-yang-mustahil-untuk-disembuhkan, maka
Sellars segera bekerja sama dengan Dr. Dennett Norton (Gary Oldman, my favorite! :p) untuk mengubah Murphy
menjadi cyborg dan melancarkan
keinginannya. Upaya mereka berhasil, melalui proses yang panjang dan rumit,
Murphy berubah menjadi cyborg yang
memiliki perasaan layaknya manusia, meskipun mesin tersebut tidak bisa hidup
sendiri dan harus tetap dibawah kendali dari OmniCorp. Namun Sellars pikir itu
cukup untuk membuat senator dan pendukungnya menyetujui ciptaannya.
Murphy
sendiri mengalami kesulitan untuk menerima keadaannya yang baru, meskipun istrinya,
Clara Murphy (Abbie Cornish) dan anaknya, David (J.P. Ruttan) menerimanya
kembali. Murphy, yang selanjutnya disebut Robocop (dinamai oleh media besar
bernama The Novak Element. Nick Fury, I mean, Samuel L. Jackson yang berperan
sebagai Pat Novak dipercaya sebagai pembawa acara yang jelas sekali mendukung
Sellars dan OmniCorp) mengalami beberapa kendala akibat sulitnya menyesuaikan
emosi dan perasaan manusia dengan sistem yang diprogram untuknya. Emosi dan
perasaannya sebagai manusia mengalami ketidak stabilan ketika sejumlah file kejahatan harus dimasukkan ke dalam
memorinya, hingga akhirnya Dr. Norton harus menurunkan kadar emosinya menjadi tinggal
2% saja. Robocop menjadi mati rasa dan hampir menjadi robot sepenuhnya. Namun
kadar emosi dan perasaannya naik dengan sendirinya ketika istrinya mencegatnya
di tengah jalan dan memaksanya untuk menemui putranya sendiri, David. Pada
akhirnya ia berhasil menembak mati Vallon dan komplotan di markas mereka
sendiri dan ia juga menyadari bahwa ada penjahat lain yang melanggar hak
asasinya sebagai manusia yang memiliki emosi dan perasaan.
Well, Robocop
ini cukup bagus di beberapa hal menurut gue. Pertama, design dan animasi ala robot masa depan yang smooth dan futuristik. Hollywood lagi-lagi memperlihatkan bahwa
nggak cuma Marvel atau DC Comics saja yang berhak atas film-film superhero
kekinian. MGM proves that. The
smoothness-nya juga terlihat di adegan action yang melibatkan adegan
tembak-menembak saat Robocop melawan komplotan Vallon. Bagus juga menampilkan
tembak-menembak di tempat gelap dengan segala taknologi mutakhir yang dipunyai
oleh Robocop.
Kedua, aktor
dan aktrisnya mendukung dan cocok. Kinnaman, yang sebelumnya terkenal juga
lewat film The Girl with the Dragon Tattoo dan The Darkest Hour, cocok untuk
perannya di Robocop. Though I think he is
much better with thin mustache and beard (without it I see him as a gay :p),
it will be funny if he keeps his mustache
and beard with him. Nggak lucu juga sih sebenernya liat Robocop dengan
kumis ama jenggot haha. Gary Oldman, is
still the man for me! Suka banget dengan perannya yang nggak jauh dari
Komisaris Gordon di Batman. Pihak government yang
menentang Sellars dan bisa menyelamatkan Robocop akhirnya.
Sayangnya,
jalan ceritanya masih terlalu singkat dan gampang. Di saat Hollywood movies
yang lain selalu mengesampingkan dan mempersingkat waktu introduction dan
pembiasaan tentang isi film, Robocop ini justru banyak basa-basi di bagian awal
film. Perkenalan dan proses pembuatan Murphy menjadi Robocop terlalu lama, dan
imbasnya mungkin pada penyeselesaian konflik yang singkat. Satu lagi, one
thing I dislike from Hollywood movies, they always described Moeslim as they
who do the terrorism in all over the world. Di awal film jelas terlihat
bahwa orang-orang Muslim-lah yang menjadi sumber kekacauan. Mereka yang
mengambil tindakan yang berkaitan dengan kekerasan, ledakan, dan lain
sebagainya, though disana tidak
digambarkan semua orang Muslim berlaku demikian.
Lumayan sih
kalo untuk nonton-nonton buat ngisi waktu luang. But, just don’t expect too
much. Tujuan gue sih cuma pengen liat Gary Oldman aja, rindu ama sosoknya jadi
bapak baik di Harry Potter dan Batman :p. Happy watcing, then! J
Rate: 7/ 10
P.S.:
I prefer to choose black Robo rather than the grey one. Just saying. :p
Robocop (2014)
Action Sci-Fi Crime
117 minutes
Director : Jose Padilha
Producers : Marc Abraham
Distributor : Metro-Golwyn-Mayer (MGM) and Columbia Pictures
Released : 12 February 2014 (Indonesia)
Picture source:
http://www.imdb.com/title/tt1234721/?ref_=ttfc_fc_tt, retrieved 23rd February 2014
lBeOuzg61iY/s1600/robocop+kinnman.jpg, retrieved 23rd February 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar