Sabtu, 08 November 2014

#MovieCorner #23: Fury

Warning! Spoiler alert!

Brave enough to join a mission to attack Nazi soldiers?

Then you should come to Brad ‘Wardaddy’ Pitt and ask him to join his tank crew to do that. Tenang saja, itu bukan semacam serangan mendadak atau perang dalam versi nyata kok, melainkan mengenang sejarah akan kekejaman perang melawan Nazi lewat film  terbaru yang dibintangi oleh Brad Pitt, berjudul Fury.


Fury sendiri mengisahkan tentang peperangan yang dihadapi oleh tentara Sekutu melawan tentara Nazi Jerman pada peristiwa Perang Dunia II di bulan April tahun 1945. Adalah Don ‘Wardaddy’ Collier (Brad Pitt), seorang sersan yang bertindak sebagai komandan dari sebuah tank Sherman, serta tiga anak buahnya yang paling ia percayai, Boyd ‘Bible’ Swan (Shia LaBeouf), Trini ‘Gordo’ Garcia (Michael Pena), dan Grady ‘Con-Ass’ Travis (Jon Bernthal), yang telah melalui perang bersama-sama dalam tim sejak pertama dan tak pernah terpisahkan. Setelah melalui sebuah perang sengit yang membunuh salah satu rekan terbaik mereka dalam tank dan hanya menyisakan mereka berempat sebagai pasukan yang tersisa, mereka harus kembali menghadapi misi mematikan persis di belakang garis musuh. Dalam keadaan kalah jumlah serta minimnya persenjataan, juga kedatangan salah satu tentara rookie yang sedikit menyusahkan bernama Norman Ellison (Logan Lerman) ke dalam pleton mereka, Wardaddy dan rekan perangnya menghadapi peluang besar dalam aksi heroik mereka dalam menyerang jantung pasukan Nazi di Jerman. Mampukah mereka mengalahkan tentara Nazi dan membawa kemenangan bagi Sekutu?


David Ayer, sutradara dari film Fury ini, nampaknya dapat dikategorikan sebagai orang yang berhasil mewujudkan film perang sarat akan sejarah yang jauh dari kesan membosankan ini. Pasalnya, saat penayangan perdananya, Fury berhasil meraup sekitar $23 juta dollar AS, jumlah yang dinilai cukup fantastis dalam premiere sebuah film penutup musim gugur ini. Tak hanya itu, situs film ternama IMDb juga memberikan angka 8.1 untuk film perang ini, sebuah nilai yang dipatok sangat tinggi untuk menggambarkan kesuksesan Ayer dalam mengarahkan Fury.


Jalan cerita yang berusaha disampaikan Ayer dalam film ini merupakan salah satu alasan mengapa ia patut mendulang pujian lewat film perang ini. Ayer, yang memang terkenal pernah beberapa kali menyutradarai film bertemakan laga dan kekerasan ini, berhasil membuat Fury jauh dari kesan ‘film perang standar yang memiliki sisi membosankan di beberapa adegannya’. Layaknya film perang, Fury merupakan film brutal dan sadis, namun juga dramatis dan thrilling di waktu bersamaan. Tak hanya itu, sejumlah twist yang disajikan oleh Ayer juga dikemas cukup apik dan membangun rasa penasaran yang cukup intens sehingga membuat setiap adegan dalam Fury begitu mengesankan, dalam artian adegan-adegan film disana sayang untuk dilewatkan dengan ending yang cukup mengejutkan dan tak terduga.


Urusan sinematografi dan efek visual, Ayer dirasa telah melakukan keputusan tepat dengan mendaulat Roman Vasyanov sebagai sinematografer. Bagaimana tidak, tampilan yang disajikan dalam film Fury cukup memuaskan mata penonton, meskipun format film disajikan hanya dalam bentuk 2D saja. Vasynov membuat tiap detail adegan perang disana dengan cukup apik dan terarah, dengan meminimalkan picture hole dari setiap scene. Terlebih, mengadaptasi suasana perang pada tahun 1945 tidaklah mudah, mulai dari situasi dan kondisi, suasana yang disesuaikan dengan latar dalam film, kostum, bahkan tank-tank asli pada PDII yang diikut-sertakan dalam film membuat perjuangan mereka di balik layar film ini tak sia-sia dan layak mendapatkan acungan jempol. Satu lagi, adegan perang yang merupakan elemen paling penting dalam film ini dibuat begitu dramatis dengan menampilkan efek laser pada setiap tembakan, it was brilliant!


Dalam urusan karakterisasi di film ini, the cast did such a great work! Diantara kelima sosok dominan utama dalam Fury, sosok Norman Ellison yang dimainkan oleh Logan Lerman-lah yang mengalami pengembangan karakter paling signifikan. Role-nya yang memang menggambarkan sosok pengecut di awal film mulai berkembang dan menyesuaikan dengan kebiasaan keempat karakter awak tank yang lain. Lerman memainkan perannya dengan cukup baik disana, diikuti dengan peran karakter lain yang dimainkan oleh Pitt, LaBeouf, Pena, dan Bernthal, yang diolah dengan cukup unik oleh masing-masing aktor.


Overall, Fury adalah rekomendasi wajib bagi penyuka film perang dengan tense yang intens dan berkualitas. So, what are you waiting for? Go watch Fury!


P.S.: Gue nggak begitu suka dengan film perang sebenarnya, tapi Fury mengubah pandangan gue bahwa nggak selamanya film perang begitu membosankan. Thanks to David Ayer!

Rate: 9.5/10

Fury
Action – Drama – War - Thriller
134 minutes
Director              : David Ayer
Production Co  : Columbia Pictures, QED International, Lstar Capital
Released              : 17th October 2014 (Indonesia)

Information and picture sources:
thetfs.ca

Tidak ada komentar:

Posting Komentar