Hi, Autumn Leaf!
It has been more than a year since the last time I wrote here.
This past year was the busiest and the craziest year all my life, but alhamdulillah, here I am, meeting you again for the sake of bringing back my fine old days. Yay! :)
So, 2015 to 2016...
Lots of things have traversed, many things happened. I realize it must be change me through the process in time, though me myself do not realize it.
Some left, some stay, some come. Just another part of life, right?
Well, enough for the courtesy. Now, let's move to the aim of writing this prologue.
Anyway, in order to bring back this blog to life, I need to think some new ideas and concepts which might simpler than the older posts but still catchy to read. In fact, some concepts are just spinning in my mind and ready to be executed in the form of writing. Still thinking how to deal with it.
Hope you like some!
XOXO,
Aw.
Autumn Leaf
Feel free to read my random thought! :)
Jumat, 14 Oktober 2016
Kamis, 28 Mei 2015
2015...
Well, hello, 2015.
So sorry for not being here lately.
I've been busy with my own stuffs.
So, what am I doing?
I've changed some of my hobbies and activities from this early year, and it changes me as well, like literally. My weight increases so damn much and I'm lack of updating some new movies, and my English is just pretty bad right now. Haha.
Thousand things to be shared actually, but it's just too much.
Gonna be back here soon, just wait, okay.
I promise.
:)
Cheers!
So sorry for not being here lately.
I've been busy with my own stuffs.
So, what am I doing?
I've changed some of my hobbies and activities from this early year, and it changes me as well, like literally. My weight increases so damn much and I'm lack of updating some new movies, and my English is just pretty bad right now. Haha.
Thousand things to be shared actually, but it's just too much.
Gonna be back here soon, just wait, okay.
I promise.
:)
Cheers!
Selasa, 16 Desember 2014
Langit
Aku rindu langit.
Rindu akan birunya,
rindu akan cerahnya,
juga rindu dengan awannya yang setia bergelayut manja.
Kamu tahu, langit?
Iya, langit itu...
Langit yang bisa kita pandang bersama sekalipun kita berjauhan.
Langit yang kamu pandang dari kota,
juga langit yang sama yang pernah kita pandang dari gunung.
Aku rindu langit itu.
Langit, yang setia membawa memori...
senantiasa mengingatkan akan kenangan indah ketika kita bernaung dibawahnya.
Aku rindu langit,
seperti aku rindu kamu.
Minggu, 23 November 2014
#MovieCorner #24: Interstellar
Warning! Spoiler
alert!
Wanna join a
space-mission to find another Earth to live?
Jika ya, bergabunglah bersama Matthew McConaughey
dan Anne Hathaway dalam ekspedisi menuju galaksi lain untuk mencari planet
layak-tinggal yang serupa dengan bumi, dalam film terbarunya yang berjudul Interstellar.
http://static.squarespace.com/
Penjelajahan di film Interstellar diawali dengan menceritakan bahwa bumi berada di ambang kehancuran karena
terkena bencana ekologi berupa kekeringan maha dahsyat yang mengakibatkan perubahan
iklim ekstrim, kelangkaan bahan makanan, dan kelaparan bagi umat manusia.
Adalah Cooper (Matthew McConaughey), seorang mantan pilot pesawat Antariksa
yang predikat insinyurnya tidak dihargai dan pindah haluan menjadi petani untuk
menyokong kehidupannya bersama kedua anak dan ayahnya. Suatu saat, ia mendapat pesan anomali
misterius setelah terjadinya badai pasir di kamar putrinya, Murph (Mackenzie
Foy) berupa koordinat binary code
yang merujuk pada suatu lokasi dimana stasiun NASA berada. Ia bertemu dengan
Prof. Brand (Michael Caine), Amelia Brand (Anne Hathaway), dan beberapa ilmuwan
lain yang sedang melakukan penelitian tentang ruang dan waktu, serta persiapan
untuk melakukan perjalanan ke luar angkasa dalam misi menemukan planet lain
yang layak untuk ditinggali. Coop diminta untuk menjadi pilot pesawat luar
angkasa bersama timnya untuk melakukan misi yang dinamakan Lazarus tersebut,
dengan berkorban meninggalkan keluarganya di Bumi. Bersama Endurance, nama
timnya, yang berisikan empat orang; Coop, Amelia, Romilly (David Gyasi), dan
Doyle (Wes Bentley), mereka melakukan perjalanan lintas galaksi melalui worm hole untuk menuntaskan misi dan
menyelamatkan seluruh umat manusia dari kepunahan.
http://i.ytimg.com/
-----
Well, well, Christopher
Nolan. Nama epic yang jelas sudah tak
asing lagi di dunia perfilman, tak kalah dengan nama besar Quentin Tarantino,
Tim Burton, bahkan Woody Allen dan Stephen Spielberg sekalipun. Kiprahnya
dikenal luas lewat beberapa film fenomenal seperti trilogi Batman (Batman Begins (2005), The Dark Knight (2008), dan The Dark Knight Rises (2012)), serta The Prestige (2006), dan Inception (2010).
We should
thank him for bringing Interstellar into the widescreen, karena di
tangannya, Interstellar banyak mendapat decak kagum para kritikus dan penikmat
film. Film yang mulanya akan ditangani oleh Stephen Spielberg ini berhasil
meraup $153,102,427 dari awal premiere-nya
hingga saat ini. Tak berhenti sampai disitu, Interstellar juga berhasil meraih
angka fantastis di situs film terkemuka dunia, IMDb.com, yakni 9.0. So,
apa yang membuat Interstellar dan nama Nolan begitu istimewa?
Chris Nolan,
the genius behind his intellective films. Chris, atau Nolan, begitu ia akrab disapa,
adalah sosok sutradara yang dikenal jenius dalam menelurkan karya-karya filmnya
di Hollywood. Kemampuannya dalam mengolah dan ‘mempermainkan’ pemikiran manusia
kerap menjadi ciri khas dari film-film yang ia buat, seperti filmnya yang
berjudul The Following (1998) dan Memento (2000). Ciri khasnya yang lain
adalah Nolan gemar membuat film yang banyak diperbincangkan, terutama di bagian
alur dan ending cerita, seperti di
film tentang konstruksi mimpi yang ia buat beberapa tahun lalu dengan
melibatkan banyak bintang Hollywood seperti Leonardo DiCaprio, Joseph
Gordon-Levvit, Tom Hardy, Ellen Page, Ken Watanbe, Cillian Murphy, dan Michael
Caine yang berjudul Inception (2010).
Melihat kesuksesan Inception, tak
heran jika lewat Interstellar, Nolan
mampu membangunkan animo penonton sebegitu besarnya untuk menonton karya
fantastisnya, sekalipun karyanya itu dirasa sulit untuk dipahami oleh kalangan
awam. Nolan is really the man!
http://schmoesknow.com/
Unusual plot
with genius idea and background. Bukan Nolan namanya jika ia menyajikan
cerita yang mainstream dan biasa
saja. Melalui kerjasama dengan adiknya sendiri, Jonathan Nolan, Interstellar sendiri dianggap sebagai
karya khas Nolan karena ide cerita yang unik dan menarik. Intinya, Interstellar
dianggap sebagai film yang ‘berani’ karena melibatkan unsur sains yang kental,
dengan berbagai kompilasi prinsip dasar Fisika modern dan biokimia namun tetap
tak lepas dari drama apik yang mampu mengaduk-aduk emosi penontonnya lewat
hubungan ayah-anak. Tak tanggung-tanggung, Nolan sampai menggaet seorang
fisikawan teori dan ahli astrofisika kelas dunia, Prof. Kip Stephen Throne
untuk mendasari cerita dalam filmnya tersebut. Tak heran, prinsip-prinsip dasar
fisika modern seperti konsep relativitas umum Einstein yang menerangkan tentang
konsep time dilatation (dilatasi
waktu), intra-universe wormhole, hawking radiation dalam blackhole, cryonic suspension, gravitasi kuantum, juga teori biokimia seperti cryosleep system. Don’t worry, I’m not gonna discuss about that kind of theory, nggak
capable soalnya. Nanti aja beberapa link pembahasannya gue lampirkan di
bawah, ya. Intinya, Nolan adalah salah satu manusia keren yang dapat mewujudkan
sebuah film ‘pintar’ yang bukannya membosankan, tapi malah membuat penasaran
hingga akhir film. Great job!
http://thenypost.files.wordpress.com/
Marvelous
effect and cinematography. Standing ovation to Hoyte
van Hoytema, sang sinematografer di balik pembuatan film Interstellar. Keputusan
Nolan untuk mendaulatnya di film ini dirasa cukup tepat. Pasalnya, Hoytema
mampu menghadirkan suasana lur angkasa yang pekat, lebih baik dari film ber-setting luar angkasa lain, Gravity (2013). Hole dalam efek dan sinematografi hampir tak terlihat, menciptakan
visualisasi nyata yang ciamik. Keputusan lain dari Nolan yang dirasa sangat
tepat adalah pembuatan film bertema sci-fi
yang tak mau unsur sci-fi-nya terlalu
menonjol dan terkesan dibuat-buat. Bingung? Jadi begini, Nolan menegaskan
secara langsung bahwa ia ingin Interstellar
dibuat senyata mungkin, dengan tidak melibatkan unsur-unsur fiksi yng terkesan
tak nyata. Atas dasar tersebut, Nolan mempersiapkan segalanya dari mulai
melakukan diskusi sengit dengan Prof. Kip, hingga kostum astronot yang ia pilih
sendiri untuk keperluan syuting yang notebane
merupakan kostum asli yang paling terlihat senyata mungkin, bukan kostum yang
sengaja didesain dengan tujuan agar Interstellar
terkesan nyata.
http://www.hollywoodreporter.com/
The
development and unpredictable character. Should
I say that Matthew McConaughey is the real Cooper? Salut dengan penjiwaan
dan pendalaman karakter yang seolah-olah nyata dengan lawan mainnya, terutama
dengan ketiga karakter Murph yang ditampilkan berbeda usia. Selain itu, jika
berbicara tentang emosi dan ‘kecerdasan’ yang memang sangat diusung dalam film
ini, semua karakternya dirasa cukup meyakinkan, tak terkecuali karakter yang
tak terduga, dr. Mann, yang diperankan oleh Matt Damon. They did pretty good job, there.
http://gamefob.com/
The detail
that should be considered. Layaknya Inception, Interstellar penuh dengan ‘kunci’ yang
terhubung dari awal hingga akhir supaya dapat dimengerti, dari mulai Murphy’s Law yang sering disinggung dari
awal film, hingga peranan “they” dan dimensi lima di penghujung film. Selain
teori-teori Fisika yang mendominasi, detail seperti itu sangat membantu untuk
memahami lebih jauh karya Nolan yang satu ini. As I said before, Nolan memang suka jika karyanya banyak
diperbincangkan oleh khalayak luas, jadi butuh pemahaman dan konsentrasi yang
cukup baik untuk dapat memahami cerita hingga ending.
http://zerosumo.net/
Well,
Interstellar is such a worth film to watch. Wajib! Terutama mereka yang
#teamNolan (ya iya lah!). Seek for other
films from Nolan, just can’t wait!
P.S.: Well,
konsep dilatasi waktu terjadi untuk kita yang menikmati film ini dari awal
hingga akhir. Durasi hampir tiga jam dalam film ini serasa lebih sebentar.
Terbukti, kan?
Rate: 9.8/10
Interstellar
Adventure – Sci-fi – Action - Drama
169 minutes
Director : Christopher Nolan
Production Co : Legendary Pictures, Lynda Obst Production, Paramount Pictures
Released : 7th November 2014 (Indonesia)
Production Co : Legendary Pictures, Lynda Obst Production, Paramount Pictures
Released : 7th November 2014 (Indonesia)
Referensi
untuk penonton yang butuh rujukan dalam memahami konsep, cerita, bahkan ending
Interstellar. Semoga membantu. J
Minggu, 09 November 2014
Halo, Pagi!
Halo, Pagi!
Apa kabar? Baik?
Datang tepat waktu kali ini rupanya.
Eh, kamu memang selalu datang tepat waktu ya, juga tepat tujuan.
Karena di dunia ini tak ada yang namanya kebetulan.
Pun hadirmu.
Jadi, kisah apa yang kamu bawa?
Aku ingin dengar langsung.
Bukan lewat hembusan angin, atau lewat tetesan embun.
Seperti yang selalu kamu lakukan di tempo hari.
Mari habiskan waktu yang kita punya
sebelum matahari meninggi
sebelum kita punya tujuan yang berbeda
dan sebelum kita berpisah karena sibuk dengan urusan masing-masing.
Temani aku, sini.
Membagi kisah,
cerita yang tanpa terasa ikut menghabiskan secangkir teh.
Menyenangkan, kan?
Pamit?
Secepat itu?
Baiklah, terima kasih sudah mampir kalau begitu.
Dan, walaupun sebentar, terima kasih sudah membagi rasa.
Menyenangkan.
Bandung, 8:46
Sabtu, 08 November 2014
#MovieCorner #23: Fury
Warning! Spoiler
alert!
Brave enough
to join a mission to attack Nazi soldiers?
Then you
should come to Brad ‘Wardaddy’ Pitt and ask him to join his tank crew to do
that.
Tenang saja, itu bukan semacam serangan mendadak atau perang dalam versi nyata
kok, melainkan mengenang sejarah akan kekejaman perang melawan Nazi lewat film terbaru yang dibintangi oleh Brad Pitt,
berjudul Fury.
Fury sendiri mengisahkan tentang peperangan
yang dihadapi oleh tentara Sekutu melawan tentara Nazi Jerman pada peristiwa
Perang Dunia II di bulan April tahun 1945. Adalah Don ‘Wardaddy’ Collier (Brad
Pitt), seorang sersan yang bertindak sebagai komandan dari sebuah tank Sherman,
serta tiga anak buahnya yang paling ia percayai, Boyd ‘Bible’ Swan (Shia
LaBeouf), Trini ‘Gordo’ Garcia (Michael Pena), dan Grady ‘Con-Ass’ Travis (Jon
Bernthal), yang telah melalui perang bersama-sama dalam tim sejak pertama dan
tak pernah terpisahkan. Setelah melalui sebuah perang sengit yang membunuh
salah satu rekan terbaik mereka dalam tank dan hanya menyisakan mereka berempat
sebagai pasukan yang tersisa, mereka harus kembali menghadapi misi mematikan
persis di belakang garis musuh. Dalam keadaan kalah jumlah serta minimnya
persenjataan, juga kedatangan salah satu tentara rookie yang sedikit menyusahkan bernama Norman Ellison (Logan
Lerman) ke dalam pleton mereka, Wardaddy dan rekan perangnya menghadapi peluang
besar dalam aksi heroik mereka dalam menyerang jantung pasukan Nazi di Jerman.
Mampukah mereka mengalahkan tentara Nazi dan membawa kemenangan bagi Sekutu?
David Ayer, sutradara dari film Fury ini,
nampaknya dapat dikategorikan sebagai orang yang berhasil mewujudkan film
perang sarat akan sejarah yang jauh dari kesan membosankan ini. Pasalnya, saat
penayangan perdananya, Fury berhasil meraup sekitar $23 juta dollar AS, jumlah
yang dinilai cukup fantastis dalam premiere
sebuah film penutup musim gugur ini. Tak hanya itu, situs film ternama IMDb juga memberikan angka 8.1 untuk film
perang ini, sebuah nilai yang dipatok sangat tinggi untuk menggambarkan
kesuksesan Ayer dalam mengarahkan Fury.
Jalan cerita yang berusaha disampaikan Ayer
dalam film ini merupakan salah satu alasan mengapa ia patut mendulang pujian
lewat film perang ini. Ayer, yang memang terkenal pernah beberapa kali menyutradarai
film bertemakan laga dan kekerasan ini, berhasil membuat Fury jauh dari kesan ‘film
perang standar yang memiliki sisi membosankan di beberapa adegannya’. Layaknya
film perang, Fury merupakan film brutal dan sadis, namun juga dramatis dan thrilling di waktu bersamaan. Tak hanya
itu, sejumlah twist yang disajikan
oleh Ayer juga dikemas cukup apik dan membangun rasa penasaran yang cukup
intens sehingga membuat setiap adegan dalam Fury begitu mengesankan, dalam
artian adegan-adegan film disana sayang untuk dilewatkan dengan ending yang cukup mengejutkan dan tak
terduga.
Urusan sinematografi dan efek visual, Ayer
dirasa telah melakukan keputusan tepat dengan mendaulat Roman Vasyanov sebagai
sinematografer. Bagaimana tidak, tampilan yang disajikan dalam film Fury cukup
memuaskan mata penonton, meskipun format film disajikan hanya dalam bentuk 2D
saja. Vasynov membuat tiap detail adegan perang disana dengan cukup apik dan
terarah, dengan meminimalkan picture hole
dari setiap scene. Terlebih,
mengadaptasi suasana perang pada tahun 1945 tidaklah mudah, mulai dari situasi
dan kondisi, suasana yang disesuaikan dengan latar dalam film, kostum, bahkan
tank-tank asli pada PDII yang diikut-sertakan dalam film membuat perjuangan
mereka di balik layar film ini tak sia-sia dan layak mendapatkan acungan
jempol. Satu lagi, adegan perang yang merupakan elemen paling penting dalam
film ini dibuat begitu dramatis dengan menampilkan efek laser pada setiap
tembakan, it was brilliant!
Dalam urusan karakterisasi di film ini, the cast did such a great work! Diantara
kelima sosok dominan utama dalam Fury, sosok Norman Ellison yang dimainkan oleh
Logan Lerman-lah yang mengalami pengembangan karakter paling signifikan. Role-nya yang memang menggambarkan sosok
pengecut di awal film mulai berkembang dan menyesuaikan dengan kebiasaan
keempat karakter awak tank yang lain. Lerman memainkan perannya dengan cukup
baik disana, diikuti dengan peran karakter lain yang dimainkan oleh Pitt, LaBeouf,
Pena, dan Bernthal, yang diolah dengan cukup unik oleh masing-masing aktor.
Overall, Fury adalah
rekomendasi wajib bagi penyuka film perang dengan tense yang intens dan
berkualitas. So, what are you waiting
for? Go watch Fury!
P.S.: Gue
nggak begitu suka dengan film perang sebenarnya, tapi Fury mengubah pandangan
gue bahwa nggak selamanya film perang begitu membosankan. Thanks to David Ayer!
Rate: 9.5/10
Fury
Action – Drama – War - Thriller
134 minutes
134 minutes
Director : David Ayer
Production Co : Columbia Pictures, QED International, Lstar Capital
Released : 17th October 2014 (Indonesia)
Production Co : Columbia Pictures, QED International, Lstar Capital
Released : 17th October 2014 (Indonesia)
Information and picture sources:
thetfs.caDan, (Lagi-Lagi) Rindu...
Menurutmu, apa lagi yang bisa datang kepada seorang anak manusia yang sedang dilanda rindu, selain keinginan yang memuncak untuk segera melepaskan rasa yang membuat sesak di dada itu?
Rindu, indah?
Omong kosong.
Rindu itu siksa, juga candu.
Begitulah...
Menjadi anak manusia, belum lengkap rasanya bila dalam kehidupannya belum dipenuhi dengan perihal cinta-cintaan, serta sekian juta variasi rasa yang kadang pelik, namun kadang saking manisnya hingga menjadi giung.
Berkenaan dengan rindu tadi...
Apakah kamu rindu aku juga?
Jika tidak, keterlaluan.
Mungkin aku hanya membuang waktumu dengan mengisi hari-harimu di masa lampau.
Rindu ini egois, memang.
Sukanya melahirkan pemikiran-pemikiran usil.
Bandung, 20:24
Langganan:
Postingan (Atom)